Di Bawah Mentari

Tinggal berdua dengan si bayi ;
tentu saja lebih menyenangkan jika dilakukan dengan duduk bermain dengannya
sambil menonton TV ketimbang harus
menemaninya bermain di bawah matahari pagi yang menyehatkan.
Namun percayalah setengah jam menemaninya bermain, melihat tawa ceria, celoteh
tak jelasnya yang terucapkan dengan riangnya seakan ingin mengatakan : Ma, saya
bisa berjalan di jalanan bebatuan ini tanpa terjatuh. Atau celotehnya kepada
anak-anak babi liar sambil memegang kayu ditangannya seakan hendak mengusir
kawanan babi liar itu, cuh cuh, lalu berbalik kembali ke arah mama ketika babi
itu telah pergi. Celotehnya ketika duduk talepo di atas tanah sambil sesekali
memegang tanah dan sesekali memegang kerikil seperti hendak mengidentifikasi
material. Semua yang dilakukannya di bawah mentari pagi terasa lebih
menyenangkan dibandingkan tontonan sinetron murahan atau gossip. Jangan biarkan
rasa malasmu untuk mencuci kaki tangan balitamu yang kotor menghambat
kesenangannya di bawah mentari.
Setelah memandikannya dari
kotoran-kotoran yang menempel dari aktivitas di bawah mentari, saatnya
membiarkannya menemanimu di dapur. Tidak ada guna melarangnya untuk ikut
menggunakan perkakas dapur,seperti kuali, whisk, sendok kayu karena larangan
akan sama artinya memperlambat proses masak memasak. Paling butuh 5 menit untuk
mengaturnya kembali pada tempatnya. Terus berkomunikasi meskipun dia menanggapi
semua pertanyaan, pernyataanmu dengan Bahasa yang tak jelas.


Akhir kata, jam sudah menunjukkan
pukul 12.30 meskipun mata ini belum mengantuk coretan ini harus diakhiri.
Coretan yang dibuat dengan rasa haru dan penuh syukur ketika melihat anak-anak
yang kini telah terlelap-lelah beraktifitas di bawah hangatnya mentari pagi,
semburat senja temaram dan cahaya lampu pijar.
Komentar
Posting Komentar