Mobil Mainan

Sejenak saya merasa begitu kejam, dan hampir menyerah dengan
keputusan saya. Melihatnya berdiri menyandar di kaca di sudut toko, berusaha menyembunyikan
tangisnya, dengan wajah yang sama sekali tak ceria seperti biasa ; semakin
membuat saya merasa pedih. Tapi ah tidak, biar saja. Supaya kakak tahu
menghargai uang dan barang.
Dia hanya terdiam sepanjang perjalanan pulang. Dan saya tahu
kegalauannya disebabkan tidak bisa memiliki hotwheel merah yang di jual di toko
tadi. Sebelumnya di temani papanya dia pergi membeli hotwheel biru. Hotwheel
itu sendiri sudah lenyap entah dimana..? Hotwheel adalah mobil mainan kecil
yang dibandrol dengan harga 25rbu/mobil.
Saya memecah kesunyian dengan berkata : “Kakak itu hotwheel
harganya berapa..?”. “25rbu Ma, jawabnya singkat. ‘Hem, 25rbu. Jumlah yang
besar e. 25rbu mama sudah bisa beli sayur dan ikan untuk makan sehari. Kalau kakak
pengen sekali hotwheel itu kenapa tidak kakak tabung saja uang jajan kakak..?
Kalau sehari mama kasih 2rbu terus di tabung 10 hari su bisa dapat berapa?”
Tidak lama terdengar jawaban ; “20rbu mama..” “Nah kurang 5rbu lagi su bsa
dapat hotwheel kan..?” Dan tidak saya sangka tanggapannya sangat antusias. “oh iya
baik mama, mulai besok kakak mulai menabung, mama kasih uang jajan e…”

Sejak saat itu tiada hari tanpa menghitung jumlah uangnya. Bonus-bonus
2ribuan yang saya berikan karena menjadi kaki tangan saya untuk membeli masako,
garam dll tidak pernah dia belanjakan. Receh-receh di meja kerja papanya juga
tak luput dari targetnya. Sering sekali dia berkata : “Mama itu di meja papa, ada
uang 5rts, seribu, dua ribu, papa masih pakai kah…? Buat kaka e”. Dan saya
tidak pernah menjawabnya dengan kata “jangan”. 6 hari berlalu ; “Ma, kak pung uang sudah 30.500
nih. Kapan kita pi toko..?”
Kemarin dengan begitu semangatnya dia ikut saya ke pasar
dengan syarat singgah di toko yang menjual hotwheel incarannya dan dia tak lupa
membawa wadah bekasnya. Sesampainya di toko, sendiri dia pergi mencari
penjualnya, menanyakan harganya dan bertransaksi dengan pembelinya ; menghitung
recehan-recehannya di depan si penjual. Saya melihatnya dari jauh ;terharu. “Semoga
setelah ini dia akan semakin lebih menghargai mainannya. Dan OMG anak saya
sudah besar tenyata”.
Ketika mandi sore, mandinya lamaaaa sekali. Rupanya mobil
mainannya itu juga dimandikannya. “Sudah Lebih mengkilap, Ma”, katanya.
Pagi tadi seperti biasa setelah mengantongi bekalnya,
berpamitan dengan saya dan adiknya, dia lupa dengan jajannya. Saya memanggilnya
: “Kakak, ini jajannya”. Dia turun kembali dari motor, ketika hendak mendekati
saya untuk mengambil jajannya dia berbalik kembali dan tanpa menoleh dia
berkata : “Mama, tolong simpan dalam toples e Ma. Dada Mama…”.
*teruslah seperti ini e kakak. Mama bangga denganmu kak*
Komentar
Posting Komentar